Kumpulan Karya Seni Nyentrik dan Orisinal Melalui Mahasiswa FK

Kumpulan Karya Seni Nyentrik dan Orisinal Melalui Mahasiswa FK

Selasa, 21 Februari 2017

Gefitinib Sebagai Terapi Target Bagi Penderita Adenokarsinoma Paru

Dalam rangka memperingati "World Cancer Day" yang jatuh setiap tanggal 4 Februari dan " World Child Cancer Day" yang juga jatuh pada tanggal 15 Februari, penulis akan mempublikasikan salah satu esai ilmiah yang pernah penulis buat yang dibuat untuk diikutsertakan dalam lomba Medmotion Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret pada tahun 2016 yang lalu.


"Esai Ilmiah ini penulis dedikasikan kepada Oma (2012) dan Opa (2016) yang telah tiada akibat harus berjuang melawan penyakit kanker di Makassar"




PENDAHULUAN
Paru-paru merupakan organ vital di dalam tubuh manusia karena perannya yang penting dalam pertukaran O2 dan CO2 di dalam tubuh. Aktifitas respiratorik paru-paru dapat mengalami penurunan yang signifikan ketika terkena penyakit kanker paru. Mortalitas kanker paru di dunia maupun di Indonesia sangat tinggi. Menurut International agency for cancer pada tahun 2012 kanker paru menempati posisi pertama penyebab kematian tertinggi dari seluruh kasus kanker dengan persentasi 1.590/100.000 orang penderita kanker pada tahun 2012.1 Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) selaku rumah sakit pusat kanker rujukan nasional melaporkan data kanker paru menempati posisi ketiga sebagai penyebab kematian di RSKD denganjumlah 173 orang pada tahun 2013.2
Definisi “kanker paru” menurut Lorraine M.Wilson adalah karsinoma bronkogenik dengan persentase sebesar 95% karena sebagian besar tumor ganas ini menyerang sistem pernapasan bagian bawah (lower respiratory tract) bersifat epitelial dan berasal dari mukosa percabangan dari bronkus bukan berasal dari parenkim paru.3 Kanker paru juga dikelompokkan ke dalam kanker paru “primer” yang penyebabnya berasal dari paru itu sendiri dan kanker paru “sekunder” yang penyebabnya berasal dari metastase kanker ekstraparu terutama karsinoma serviks dan karsinoma prostat.3-5 Pengelompokkan kanker paru berdasarkan histopatologik terdiri atas dua yaitu, small cell lung cancer (SCLC) dan non-small cell lung cancer (NSCLC) yang terbagi lagi menjadi karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma, karsinoma sel bronkial alveolar, dan karsinoma sel besar. Pengelompokkan ini bertujuan untuk membagi tatalaksana terapi yang akan diberikan yaitu SCLC akan diberikan terapi berupa kemoterapi atau radioterapi tanpa pembedahan sedangkan NSCLC akan diberikan terapi pembedahan pada stadium I/II dan terapi kombinasi (pembedahan, radiasi, dan kemoterapi) pada stadium III/IV.3,4
Etiologi kanker paru adalah multifaktor terdiri atas zat-zat karsinogenik yang berada di tembakau (perokok aktif dan perokok pasif), polusi udara, riwayat pekerjaan yang terpapar oleh asbes, silika, batubara, dan campuran polycylic aromatic hydrocarbon dengan logam berat), makanan (defisiensi vitamin A) dan faktor familial yang mengidap kanker paru dengan factor pemicunya idiopatik. Faktor familial ini dikaitkan dengan terjadinya mutasi pada gen proto-onkogen seperti gen K-Ras (V-Ki-ras2 Kirsten rat sarcoma viral oncogene homolog), gen myc serta gen suppressor tumor seperti gen Rb (Retinoblastoma protein), gen p53, dan gen CDKN2(Cyclin-Dependent Kinase Inhibitor 2).3-5
Metode skrining atau preventif kanker paru hingga saat ini belum  dibakukan/ditetapkan seperti kanker payudara melalui mammografi dan metode SADARI (Pemeriksaan payudara sendiri) dan kanker serviks melalui pap-smear. Gejala kanker paru tidak khas dan kadang tanpa gejala/ asimtomatik sehingga penderita datang setelah stadium lanjut dengan prognosis yang buruk. Dengan demikian, mortalitas yang tinggi, metode skrining/preventif dan prognosis kanker paru yang buruk merupakan tantangan bagi dokter dalam menangani pasien kanker paru.

ISI
Kanker paru merupakan salah satu masalah kanker yang dihadapi di Indonesia setelah kanker payudara dan kanker serviks.5 Kanker paru di Amerika Serikat merupakan penyebab kematian tertinggi karena kanker dengan estimasi sebanyak 160.000 kematian pada tahun 2006, sedangkan di Inggris angka kejadiannya mencapai 40.000 kematian tiap tahun.4 Kanker paru merupakan tumor ganas yang menyerang paru tepatnya di percabangan bronkus/bronkiolus, kanker paru ini nantinya dibagi lagi menjadi SCLC dan NSCLC. Lebih dari setengah pasien kanker paru datang ke dokter dengan menunjukkan gejala awal yang tidak khas. Keluhan utama pasien adalah  batuk (75%), berat badan turun (68%), sesak napas (60%), nyeri dada (49%), hemoptisis (35%), nyeri tulang (25%), jari tabuh (20%), demam (20%), lemas (10%), obstruksi vena kava superior (4%), disfagia (2%), dan mengi/stridor (2%).3,4
Pemeriksaan radiologis seperti rontgen toraks, USG (ultrasonografi), CT (Computed Tomography)- scan, MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan bone scan dilakukan untuk mengetahui lokasi tumor primer, adanya kemungkinan metastasis, dan penentuan stadium penyakit menggunakan sistem TNM (T adalah ukuran tumor, N adalah kelenjar getah bening yang terlibat, dan M adalah ada tidaknya metastase ke organ lain).4,6 Diagnosis pasti adalah pemeriksaan sitologik dan histopatologik melalui sputum, aspirasi/ sikatan bronkoskopi atau biopsi transtorakal.4,6
Terapi kanker paru memiliki perbedaan terapi pada NSCLC dan SCLC. Pada pengobatan NSCLC pembedahan merupakan pilihan utama pada pasien dengan stadium I dan II dengan mempertimbangkan luasnya penyebaran intratoraks dan sisa cadangan parenkim paru.4 Pada stadium IIIA, IIIB, dan IV dengan combined modality therapy yaitu gabungan radiasi, kemoterapi, dan operasi.4 Terapi SCLC dibagi menjadi dua yaitu, (1) limited-stage disease kombinasi kemoterapi dan radiasi (2) extensive-stage disease kemoterapi.4
Di tengah kemajuan ilmu kedokteran molekular, pengobatan kanker dilihat dari segi molekul dengan mempertimbangkan fenotip sel kanker yang berasal dari gen.7 Studi mengenai kanker paru secara klinis menunjukkan kanker paru memiliki hubungan dengan kelainan genetik.  Penelitian oleh Weinstein et al pada tahun 2006 mengatakan bahwa proses terjadinya kanker paru melibatkan proses perubahan sel-sel preneoplastik parenkim paru melalui multi stage carcinogenesis yang melibatkan perubahan genetik dan epigenetik serta kelainan kromosom.7 Pada kanker paru jenis NSCLC perubahan genetik yang mempengaruhi terjadinya kanker adalah mutasi dari gen EGFR (Epidermal Growth Factor Receptor), K-Ras, dan ALK (Anaplastic Lymphoma Kinase).8 Mutasi dari gen-gen tersebut terutama ditemukan pada NSCLC tipe adenokarsinoma.8,9

Untuk membaca lebih lanjut, silahkan mengunduh/mendowload di : 
https://drive.google.com/file/d/0BywF1cYcBfugQmJQNV9WVXhHSGM/view?usp=sharing   

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Jam

Kalender