Dalam rangka memperingati "World Cancer Day" yang jatuh setiap tanggal 4 Februari dan " World Child Cancer Day" yang juga jatuh pada tanggal 15 Februari, penulis akan mempublikasikan salah satu esai ilmiah yang pernah penulis buat yang dibuat untuk diikutsertakan dalam lomba Medmotion Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret pada tahun 2016 yang lalu.
"Esai Ilmiah ini penulis dedikasikan kepada Oma (2012) dan Opa (2016) yang telah tiada akibat harus berjuang melawan penyakit kanker di Makassar"
PENDAHULUAN
Paru-paru
merupakan organ vital di dalam tubuh manusia karena perannya yang penting dalam
pertukaran O2 dan CO2 di dalam tubuh. Aktifitas
respiratorik paru-paru dapat mengalami penurunan yang signifikan ketika terkena
penyakit kanker paru. Mortalitas kanker paru di dunia maupun di Indonesia
sangat tinggi. Menurut International agency
for cancer pada tahun 2012 kanker paru menempati posisi pertama penyebab
kematian tertinggi dari seluruh kasus kanker dengan persentasi 1.590/100.000
orang penderita kanker pada tahun 2012.1 Rumah Sakit Kanker Dharmais
(RSKD) selaku rumah sakit pusat kanker rujukan nasional melaporkan data kanker
paru menempati posisi ketiga sebagai penyebab kematian di RSKD denganjumlah 173
orang pada tahun 2013.2
Definisi
“kanker paru” menurut Lorraine
M.Wilson adalah karsinoma bronkogenik dengan persentase sebesar 95% karena
sebagian besar tumor ganas ini menyerang sistem pernapasan bagian bawah (lower respiratory tract) bersifat
epitelial dan berasal dari mukosa percabangan dari bronkus bukan berasal dari
parenkim paru.3 Kanker paru juga dikelompokkan ke dalam kanker paru
“primer” yang penyebabnya berasal dari paru itu sendiri dan kanker paru
“sekunder” yang penyebabnya berasal dari metastase kanker ekstraparu terutama
karsinoma serviks dan karsinoma prostat.3-5 Pengelompokkan kanker
paru berdasarkan histopatologik terdiri atas dua yaitu, small cell lung cancer (SCLC) dan non-small cell lung cancer (NSCLC) yang terbagi lagi menjadi
karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma, karsinoma sel bronkial alveolar, dan
karsinoma sel besar. Pengelompokkan ini bertujuan untuk membagi tatalaksana
terapi yang akan diberikan yaitu SCLC akan diberikan terapi berupa kemoterapi
atau radioterapi tanpa pembedahan sedangkan NSCLC akan diberikan terapi
pembedahan pada stadium I/II dan terapi kombinasi (pembedahan, radiasi, dan
kemoterapi) pada stadium III/IV.3,4
Etiologi
kanker paru adalah multifaktor terdiri atas zat-zat karsinogenik yang berada di
tembakau (perokok aktif dan perokok pasif), polusi udara, riwayat pekerjaan
yang terpapar oleh asbes, silika, batubara, dan campuran polycylic aromatic hydrocarbon dengan logam berat), makanan
(defisiensi vitamin A) dan faktor familial
yang mengidap kanker paru dengan factor pemicunya idiopatik. Faktor familial
ini dikaitkan dengan terjadinya mutasi pada gen proto-onkogen seperti gen K-Ras
(V-Ki-ras2
Kirsten rat sarcoma viral oncogene homolog), gen myc serta gen suppressor
tumor seperti gen Rb (Retinoblastoma protein),
gen p53, dan gen CDKN2(Cyclin-Dependent
Kinase Inhibitor 2).3-5
Metode
skrining atau preventif kanker paru hingga saat ini belum dibakukan/ditetapkan seperti kanker payudara melalui
mammografi dan metode SADARI (Pemeriksaan
payudara sendiri) dan kanker serviks melalui pap-smear.
Gejala kanker paru tidak khas dan kadang tanpa gejala/ asimtomatik sehingga
penderita datang setelah stadium lanjut dengan prognosis yang buruk. Dengan
demikian, mortalitas yang tinggi, metode skrining/preventif dan prognosis
kanker paru yang buruk merupakan tantangan bagi dokter dalam menangani pasien
kanker paru.
ISI
Kanker
paru merupakan salah satu masalah kanker yang dihadapi di Indonesia setelah
kanker payudara dan kanker serviks.5 Kanker paru di Amerika Serikat merupakan
penyebab kematian tertinggi karena kanker dengan estimasi sebanyak 160.000
kematian pada tahun 2006, sedangkan di Inggris angka kejadiannya mencapai
40.000 kematian tiap tahun.4 Kanker paru merupakan tumor ganas yang
menyerang paru tepatnya di percabangan bronkus/bronkiolus, kanker paru ini
nantinya dibagi lagi menjadi SCLC dan NSCLC. Lebih dari setengah pasien kanker
paru datang ke dokter dengan menunjukkan gejala awal yang tidak khas. Keluhan
utama pasien adalah batuk (75%), berat
badan turun (68%), sesak napas (60%), nyeri dada (49%), hemoptisis (35%), nyeri
tulang (25%), jari tabuh (20%), demam (20%), lemas (10%), obstruksi vena kava
superior (4%), disfagia (2%), dan mengi/stridor (2%).3,4
Pemeriksaan
radiologis seperti rontgen toraks, USG (ultrasonografi), CT (Computed Tomography)- scan, MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan bone
scan dilakukan untuk mengetahui lokasi tumor primer, adanya kemungkinan
metastasis, dan penentuan stadium penyakit menggunakan sistem TNM (T adalah
ukuran tumor, N adalah kelenjar getah bening yang terlibat, dan M adalah ada
tidaknya metastase ke organ lain).4,6 Diagnosis pasti adalah
pemeriksaan sitologik dan histopatologik melalui sputum, aspirasi/ sikatan
bronkoskopi atau biopsi transtorakal.4,6
Terapi
kanker paru memiliki perbedaan terapi pada NSCLC dan SCLC. Pada pengobatan
NSCLC pembedahan merupakan pilihan utama pada pasien dengan stadium I dan II
dengan mempertimbangkan luasnya penyebaran intratoraks dan sisa cadangan
parenkim paru.4 Pada stadium IIIA, IIIB, dan IV dengan combined modality therapy yaitu gabungan
radiasi, kemoterapi, dan operasi.4 Terapi SCLC dibagi menjadi dua
yaitu, (1) limited-stage disease
kombinasi kemoterapi dan radiasi (2) extensive-stage
disease kemoterapi.4
Di
tengah kemajuan ilmu kedokteran molekular, pengobatan kanker dilihat dari segi
molekul dengan mempertimbangkan fenotip sel kanker yang berasal dari gen.7
Studi mengenai kanker paru secara klinis menunjukkan kanker paru memiliki
hubungan dengan kelainan genetik. Penelitian
oleh Weinstein et al pada tahun 2006
mengatakan bahwa proses terjadinya kanker paru melibatkan proses perubahan
sel-sel preneoplastik parenkim paru melalui multi
stage carcinogenesis yang melibatkan perubahan genetik dan epigenetik serta
kelainan kromosom.7 Pada kanker paru jenis NSCLC perubahan genetik yang
mempengaruhi terjadinya kanker adalah mutasi dari gen EGFR (Epidermal Growth Factor Receptor),
K-Ras, dan ALK (Anaplastic Lymphoma
Kinase).8 Mutasi dari gen-gen tersebut terutama ditemukan pada
NSCLC tipe adenokarsinoma.8,9
Untuk membaca lebih lanjut, silahkan mengunduh/mendowload di :
https://drive.google.com/file/d/0BywF1cYcBfugQmJQNV9WVXhHSGM/view?usp=sharing
https://drive.google.com/file/d/0BywF1cYcBfugQmJQNV9WVXhHSGM/view?usp=sharing
0 komentar:
Posting Komentar