Kumpulan Karya Seni Nyentrik dan Orisinal Melalui Mahasiswa FK

Kumpulan Karya Seni Nyentrik dan Orisinal Melalui Mahasiswa FK

Senin, 17 April 2017

Kanker Tiroid




Kanker Tiroid

Kanker tiroid adalah pertumbuhan abnormal dari sel-sel kelenjar tiroid (dalam hal ini sel-sel folikel kelenjar tiroid) yang ditandai oleh perubahan structural atau fungsional pada sebagian atau seluruh kelenjar tiroid. Kanker ini merupakan salah satu tumor yang paling sering menyebabkan masalah pada gangguan sistem endokrin (dalam sehari-hari kita mengenalnya dengan sistem hormonal). Untuk di Indonesia saja kanker tiroid menempati posisi ke 9 sebagai masalah tumor ganas yang sering ditemukan kejadiannya dengan angka kematian kurang lebih 9%. Angka kekerapan keganasan pada kanker tiroid berkisar 5-10%. Menurut Gharub H, bila dilihat dari tipe-tipe jenis karsinomanya, kurang lebih 90% jenis karsinoma papilare dan folikulare, 5-9% jenis karsinoma medulare, 1-2% jenis karsinoma anaplastic, 1-3% jenis lainnya. Anak-anak usia dibawah 20 tahun dengan hasil pemeriksaan nodul tiroidnya didapatkan nodul tiroid dingin mempunyai risiko keganasan 2 kali lebih bear dibandingkan kelompok dewasa. Kelompok usia diatas 60 tahun mempunyai prevalensi keganasan yang lebih tinggi, juga mempunyai tingkat agresitivitas penyakit yang lebih berat yang terlihat dari seringnya kejadian jenis karsinoma tiorid tidak berdiferensiasi. Berdasarkn dari data Rumah Sakit Kanker Dharmais, prevalensi kanker tiroid (tanpa memperhitungkan jenis kanker tiroid yang ada) dari tahun ke tahun semakin menajak, dimulai pada tahun 2010 sebanyak 85 kasus, 2011 sebanyak  sebanyak 99 kasus, 2012 sebanyak 117 kasus, dan di tahu 2013 sebanyak 147 kasus. Untuk data epidemiologi di Indonesia mengenai kanker tiroid saat secara akurat mengenai penyebaran angka kejadian kanker tiroid yang dikenal memiliki tipologi geografis dan konsumsi iodium yang bervariasi. Gejala utama dari kanker tiroid adalah munculnya benjolan atau pembengkakan pada bagian depan dari leher, lebih tepatnya di bawah jakun, dan biasanya tidak terasa sakit. Tapi pada tahapan awal, kanker tiroid jarang menimbulkan gejala dan cenderung tidak ada gejala sama sekali. Sedangkan gejala lain dari kanker tiroid biasanya muncul setelah kanker memasuki stadium lanjutan, seperti :
  • Sakit tenggorokan.
  • Kesulitan dalam menelan (apabila ada benjolan, benjolannya ikut bergerak pada saat menelan).
  • Perubahan suara atau menjadi serak dan tidak membaik setelah beberapa minggu.
  • Rasa sakit pada bagian leher.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening di bagian leher.
Untuk mendiagnosis terjadinya kanker tiroid, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik sebagai metode yang paling sederhana sebelum melakukan pemeriksaan penunjang. Hasil pemeriksaan fisik yang mengeraha keganasan adalah sebagai berikut : konsistensi benjolan keras dan sukar untuk digerakkan (perlu dingat bahwa tumor jinak yang sudah mengalami degenrasi kistik dapat menjadi lunak), infiltrasi ke jaringan disekitarnya, benjolan yang hanya satu tetapi besar dileher 20% mengarah ke kaganasan, benjolan yang muncul tiba-tiba atau cepat membesar perlu dicurgai mengarah keganasan (terlebih lagi sewaktu diterapi dengan levotiroksin), benjolan yang diserati pembesaran kelenjar getah bening regional, serta pada anmnesi didapatkan ada riwayat kelurga yang pernah mengalami kanker tiroid (terutama kanker tiroid jenis medulare). Untuk pemeriksaan penunjang yang paling pertama adalah biopsi aspirasi jarum halus (sebagai gold standar pemeriksaan penunjang kanker tiroid). Menurut Gharid dkk, biopsi aspirasi jarum halus mempunyai sensitivitas 83% dan sfesifitas 92%. Jenis kanker tiroid yang dapat segera ditentukan ialah karsinoma papilare,medulare, dan anaplastik sedangkan untuk jenis karsinoma folikulare harus dilakukan pemeriksaan histopatologi yang dapat mempelihatkan adanya invasi kapsul tumor atau invasi vaskuler (ciri khas dari kanker tiroid jenis ini). Selanjutnya itu pemeriksaan USG, pemeriksaan ini bertujuan untuk memberika informasi mengenai ukuran, volume kelenjar tiorid serta dapat membedakan apakah benjolan pada pasien ini bersifat kistik, padat atau campuran keduanya. USG juga digunakan sebagai penuntun biopsi aspirasi jarum halus. Gambaran ultrasonogram utama apabila dicurigai menderita kanker tiroid adalah ditemukan nodul yang hipoechogenik, mikrokalsifikasi, batas irregular, peningkatan aliran vaskuler, serta ditemukan adanya invasi atau limfadenopati regional. Selanjutnya ada pemeriksaan sidik tiroid menggunak bahan radioaktif seperti I-131, Tc-99m pertechnetate, TI-201, dll. Hasil pemeriksaan sidik tiroid apabila dicuragai keganasan apabila distibusi radioaktif kurang/tidak menangkap radioaktivitas pada suatu area nodul/benjolan (dikenal dengan istilah nodul dingin/cold nodul). Umumnya ketiga pemeriksaan penunjang ini sudah cukup untuk mendiagnosis kanker tiroid, tetapi apabila diperlukan pencitraan yang lebih sfesifik secara anatomis dilakukan CT-Scan atau MRI.   Kelenjar tiroid memiliki posisi anatomi pada  tubuh manusia dibagian leher depan, dengan patokan apabila pada pria kurang lebih 3 jari ke bawah dari jakun pria. Kelenjar ini karena letaknya yang sangat dekat atau bisa dikatakan berada dalam jalan penghubung antara kepala dan dada , tak ayal proses metastase (proses penyebaran sel-sel tumor) bias mengarah ke organ-organ vital yang berada pada daerah tersebut.
Kanker tiroid dibagi menjadi ke dalam dua kelompok yaitu well differentiation dan poor differentiation. Well differentiation merupakan kelompok kanker tiroid yang memilki kriteria dalam penampakan di mikroskopis lebih mendekati sel tiroid yang normal, pertumbuhan sel tumornya lambat, dan umunya tidak mudah metastase sedangkan poor differentiation merupakan kelompok kanker tiroid yang memiliki kriteria kebalikan dari well differentiation dengan umumnya angka harapan hidup yang kecil. Pada kelompok well differentiation terdiri dari dua tipe yaitu karsinoma papiler dan karsinoma folikuler sedangkan kelompok poor differentiation teridiri dari dua tipe yaitu karsinoma medullar dan karsinoma anaplastik.

·         Ciri klinis dari karsinoma papiler adalah sebagai berikut : sering ditemukan pada usia 30-40 tahuan, sering terjadi pada wanita, umumnya tidak menimbulkan gejar yang berarti bahkan hingga menggangu aktivitas, benjolannya apabila dalam perabaan biasa hanya satu atau banyak pada leher, jarang disertai suara yang serak, nyeri leher, kesukaran menelan, paling sering metastase terdekata ke kelenjar getah bening sekitar leher dan terjauhnya adalah metastase ke paru-paru
·         Ciri klini karsinoma folikuler adalah sebagai berikut : sering dijumpai pada daerah yang mengalami kekurangan makanan yang beryodium, umumnya benjolan hanya satu, paling sering metastase ke tulang dan paru-paru.
·         Ciri klinis karsinoma anaplastic adalah sebagai berikut : tumbuh cepat dari benjola yang sudah lama ada di leher, ada nyeri tekan, benjolannya apabila diraba terasa keras, biasa disekitar benjolan ditemukan fenomena “kulit jeruk”, prognosisnya buruk, sering dating dengan keluhan sesak dileher atau dada, bersifat progresif, menginfiltasi jaringan yang ada disekitarnya sehingga organ-orang menjadi terdesak.
·         Ciri kilinis karsinoma meddular adalah sebagai berikut : tumor yang dapat menghasilkan hormon kalsitonin, biasanya diturunkan ke generasi selanjutnya, menyebabkan penderita mengalam kekurangan gizi, wajahnya kemerahan, dan diare.

Dalam melakukan penanganan dan pengolahan kanker tiroid ada tiga pilihan utama yaitu, operasi, terapi ablasi iodium dengan menggunakan radioaktif, dan terapi supresi L-Trioksin. Untuk terapi dengan kemoterapi umunya tidak memberikan respon yang baik dalam penanganan kanker tiroid.
1.      Terapi operasi. Terapi pembedahan yang dilakukan ada 5 metode bergantung pada kasus dari kanker tiroid itu sendiri seperti adanya invasi ke organ-organ sektir kelenjar tiroid, seberapa besarnya nodul yang ada,dll. Metodenya ada isthmolobektomi, tiroidektomi sub total, tiroidektomi near total, tiroidektomi total, dan tiroidektomi total + diseksi leher radikal. Beberapa pertimbangan dan keuntungan pilihan prosedur pemebedahan adalah sebagai berikut : focus-fokus kanker tirid tipe papilare ditemukan di kedua lobus tiroid pada 60-85% pasien, sesudah operasi unilateral (lobektomi), 5-10% kekambuhan karsinoma tiroid papilare terjadi pada lobus kontralateral, efektivitas terapi ablasi iodium radioaktif menjadi lebih tinggi, dan spesifitas pemeriksaan tiroglobulin sebagai marker kekambuhan menjadi lebih tinggi setelah reseksi tumor dan jaringan tiroid sebanyak-banyaknya.
2.      Terapi ablasi iodium radioaktif. Terapi ini biasa dilakuan setelah pasien mengalami prosedur pembedahan. Jaringan tiroid sehat dan ganas yang tertinggal akan diberikan ablasi iodium radioaktif 131-I dengan harapan jaringan ganas yang tersisa dapat mati. Alasan dilakukan terapi ini adalah sebagai berikut : merusak atau mematikan sisa focus mikro karsinoma, meningkatkan sfesifitas sintigrafi 131-I untuk mendeteksi kekambuhan atau metastasis melalui eliminasi uptake oleh sisa jaringan tiroid normal, dan meningkatkan nilai pemeriksaan tiroglobulin sebagai petanda serum yang dihasilkan hanya oleh sel tiroid. Terapi ini tidak dianjurkan pada pasien dengan tumor primer soliter diameter kurang dari 1 cm, kecuali ditemukan adanya invasi ekstratiroid atau metastasis.

3.      Terapi supresi L-Tiroksin. Mengingat kanker tiroid yang well differentiation merupakan 90% dari seluruh kasus kanker tiroid mempunyai tingkat pertumbuhan dan perkembangan sel yang lambat maka evaluasi lanjutan perlu dilakukan selama beberapa dekade sebelum dikatakan sembuh total. Selama periode ini, diberikan terapi supresi dengan L-Tiroksin dosis suprafisiologis untuk menekan produksi TSH (hormon yang merangsan produksi dari sel-sel kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid). Supresi TSH pasca pembedahan dipertimbangkan mengingat karena adanya reseptor TSH di sel-sel kanker tiroid yang tersisa sehingga bila tidak ditekan, TSH tersebut akan terung merangsang pertumbuhan sel-sel kanker tiroid.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Jam

Kalender