Sabtu, 04 November 2017
Suara Hati
Hiruk pikuk kota Jakarta
Simbol lakon aku dan dirimu pernah bersama
Jembatan dan jalan tol membentang
Membentuk sekat antara pergi dan pulang
Deretan gedung-gedung pencakar langit
Menutup seciut harapan di ufuk barat
Teriknya mentari menusuk kulit
Membelenggu diri dalam penjara bersyarat
Seperti halnya, kertas merindukan pena
Baju tak selaras tanpa sebuah celana
Roti terasa hambar tanpa mentega
Begitu pula pujangga merindukan seorang wanita
Ruang dan dimensi jadi saksi
Rentetan reaksi tanpa dibalas aksi
Duduk terpaku di sandaran kursi taman
Melihatmu dari kejauhan tersenyum manis
Seolah menjadi tembok pembatas bagiku dengan ketidakwarasanku
Pintu terbuka
Ratusan memori lama dan tua
Mengetuk hati yang belum pulih dari luka
Udara memasuki relung hati yang hampa
Dinginnya udara nampak di tiap titik embun
Yang membasahi cinta yang kering
Terpasung diri diselimuti rindu
Merenung melihat kenyataan yang ada
Sungguh engkau begitu kejam mengkoyak cinta
Ku coba padamkan gelora asmara di hati
Yang terlanjur membakar kenanganku bersamamu
Kutipan sajak dari Aan Mansyur
Coba sampaikan perasaanku
Apa kabar hari ini ?
Lihat tanda tanya itu
Jurang antara kebodohan dan keinginanku
Memilikimu sekali lagi
Ketika seseorang datang
Menyentuh tepat di inti jantung hatimu
Maka yang datang kemudian
Hanyalah menyentuh kemungkinan-kemungkinan bagiku
20 Juni 2017
0 komentar:
Posting Komentar